Mamuju – Sinergi koordinasi & kolaborasi,  kunci menangani stunting di Sulbar, demikian  yang disampaikan Wakil Presiden RI Bapak  Prof. Dr. K.H. Ma’aruf Amin, Kamis, 23  Pebruari 2023 dalam pengarahannya ketika melakukan kunjungan kerja di bumi Malaqbiq, Provinsi Sulawesi Barat.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak Balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama dan kurangnya stimulasi yang diukur dari tinggi badan anak dibandingkan dengan umurnya. Pemerintah Indonesia telah melaksanakan percepatan penurunan stunting sejak tahun 2017. Dan kini prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.

Salah satu agenda penting yang dihadiri oleh Bapak Wapres adalah melakukan pengarahan dalam pertemuan yang berlangsung di hotel Grand Maleo. Pertemuan itu dipandu langsung oleh Pj. Gubernur Sulawesi Barat. Turut hadir dalam pertemuan itu adalah bupati Majene, Andi Sukri Tammalaelel,  Bupati Mamasa, Ramlan Badawi, wakil bupati Polman, Mamam  M. Natsir, wakil bupati Mateng, Amin Jasa, wakil bupati Mamuju, Ado serta Sekda Pasangkayu. Unsur Forkopimda  Provinsi , kepala Opd dan instansi vertikal, serta kepala Bappeda kabupaten, opd yang menangani stunting di tingkat kabupaten dan Provinsi.

Pj gubernur melaporkan penanggulangan stunting melalui data desa presisi yang berisi data kantong-kantong stunting di wilayah Sulbar. Masih tingginya pernikahan dini, hal ini dikarenakan belum optimalnya pelayanan kesehatan melalui pendampingan terhadap calon pengantin dan ibu menyusui, rendahnya akses sanitasi dan air bersih serta belum idealnya pola pangan harapan.

Sejalan dengan hal tersebut, Wapres mengemukakan beberapa hal, antara lain:

  1. Issue Stunting di Sulbar mendapatkan perhatian yang tinggi dari pusat sehingga kedatangannya di bumi Malabiq dalam rangka meninjau langsung penanganan stunting oleh pemerintah daerah dan berbagai kendala yang dihadapi, mengingat tingkat prevalensi stunting di Sulbar sebesar 35% tertinggi kedua di Indonesia setelah Nusa Tenggara Timur
  2. Wapres mengingatkan perlunya menjaga dan mempersiapkan SDM unggul sehingga sangat diperlukan strategi agar angka stunting dapat diturunkan. Dan ini sangat mungkin dilakukan sebab dari sisi ketahanan pangan, Sulbar tergolong provinsi dengan ketahanan pangan yang tinggi sehingga diyakini kasus Stunting akan dapat tertangani dengan baik. Berbeda halnya jika ketahanan pangan rendah. Menurutnya, ketahanan pangan yang tinggi berkorelasi dengan angka stunting yang rendah.

Setelah 6 (enam) bupati memberikan paparan singkatnya tentang upaya penanganan stunting, maka  Wapres menekankan beberapa hal terkait dengan pencegahan stunting antara lain :

  1. Mengapresiasi komitmen yang tinggi antara pemerintah Provinsi dan Kabupaten dalam hal penananganan stunting
  2. Memperkuat sinergi kolaborasi & koordinasi serta kerja sama pemerintah daerah,  TNI-Polri, instansi  vertikal, BKKBN, Lembaga non pemerintah, dunia usaha serta LSM.
  3. Tekan angka pernikahan usia dini karena pernikahan usia dini bukan tentang boleh dan tidak boleh dalam agama, melainkan maslahat dan mudarat. Libatkan tokoh agama, kiyai dan para Annangguru.
  4. Anggaran sudah cukup, baik APBD provinsi, APBD kabupaten maupun APBN
  5. Pelatihan dan pelayanan langsung menjadi sebuah gerakan penanganan stunting yang akan sangat mudah teratasi apabila dilakukan secara bersama-sama sama seperti waktu menghadapi COVID-19. Contoh penanganan Stunting di Sumedang, Jawa Barat.

Acara ditutup dengan penyerahan data Presisi tahap 2 (dua) dari Rektor ITB kepada Pj Gubernur disaksikan oleh Wapres. Setelah itu,mengunjungi beberapa tenant pelaku ekonomi kreatif Sulbar yang melakukan pameran di sisi luar tempat pertemuan.

Harapan juga disampaikan oleh kepala BPSDM, Farid Wajdi dengan berkata semoga kunjungan Wapres ke Sulawesi Barat semakin memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunanan stunting demi mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan menjadi the winner dalam menghadapi bonus demografi tahun 2045, tuturnya.

(Dok. Sekretariat Negara)

Drs. H. Farid Wajdi, M.Pd (Kepala BPSDM Prov.Sulbar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *