Tiga Faktor yang berpengaruh Signifikan pada Resiliensi dan keberlanjutan Usaha Para Pelaku UMKM di Sulawesi barat

Makassar – Bertempat di ruang ujian aula lantai 3 Gedung BPPs -UMI jalan Urip Sumoharjo Makassar, Rabu tanggal 12 Pebruari 2024, jam 13.30 sd jam 15.30, telah dilaksanakan Ujian Promosi Doktor atas nama Farid Wajdi, program studi Doktor Ilmu Manajemen, bidang konsentrasi Manajemen Pemasaran dengan judul disertasi Pengaruh Kemampuan Pemasaran Ambidexterty, Kemampuan Pemasaran Dinamik, dan Managerial Agility terhadap Resiliensi Bisnis dan keberlanjutan Usaha Kecil dan Menengah di Sulawesi Barat.
Sidang Promosi ini dipimpin Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH, MH, Promotor Prof.Dr. H. Abdul Rahman Mus , SE, M.Si dan co promotor Prof. Dr. Suriyanti, SE, MM, co promotor Dr. H. Sabri Hasan , SE, MM.
Dari tim penguji 1. Prof. Dr. H.Mursalim Laekkeng, ASEAN CPA, penguji 2, Prof. Dr. H Baso Amang , SE, M.Si, penguji 3. Dr. H. Junaiddin Zakariah , SE M.Si
Penguji eksternal adalah Prof. Dr. H. Syamsu Alam , SE, M.Si, CIPM dan penguji lintas Disiplin Ilmu Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar , MA.
Fenomena perubahan yang begitu cepat saat ini yang disebut era VUCA menggoncang keberlangsungan hidup pelaku usaha yang bergerak di UMKM Sulawesi Barat, sehingga diperlukan upaya melindungi dan memproteksi serta bertahan di tengah terpaan badai dan krisis.
Upaya pelaku usaha melindungi, menghindar dari keterpurukannya diistilahkan dengan resiliensi usaha agar mereka berkelanjutan. Beberapa kondisi UMKM di Sulawesi Barat yang pernah melewati masa goncang menarik perhatian dan menjadi alasan bagi Promovendus Farid Wajdi memilih judul disertasinya.
Resiliensi usaha menjadi hal yang sangat penting sebab itu Riselensi dapat diindikasikan jika pelaku usaha memiliki pertama optimisme bahwa usahanya akan tetap beroperasi, kedua pelaku usaha melakukan persiapan manajerial yaitu memilki persiapan manajerial dengan baik sebelum terjadi ganggan bencana, Ketiga pelaku usaha mampu mengadaptasi pengetahuan lingkungan bisnis, keempat pelaku usaha memilki kemitraan usaha. kelima pelaku usaha UMKM mempergunakan kearifan lokal (local wisdom) sebagai karakter yang berciri spesifik berbeda dengan daerah lainnya. Salah satu kearifan lokal yang menginpirasi kekuatan resiliensi “ bukan pelaut jikalau menunggui laut tenang, pelaut sejati menjadi ombak sebagai mitra mengantar ke dermaga tujuan” (tania posasi muaq maeppei lembong, sabaq lembong di tia nadiola melawu)
Lalu apa yang membuat Resiliensi usaha tetap hidup dan mampu memilki daya tahan terhadap goncangan perubahan yang menerpa? Menurut Farid, ada 3 faktor yang berpengaruh dan signifikan yaitu kemampuan Ambidexterty pemasaran, Kemampuan pemasaran Dinamik dan Manager Agilty yang secara langsung memperkuat resiliensi dan juga berpengaruh meningkatkan usaha UMKM berkelanjutan (suistainable)
Secara sederhana kemampuan ambidexterity diartikan penggunaan kedua tangan sama baiknya sehingga kemampuan Ambidexterty Marketing adalah “kemampuan organisasi yang efektip mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya baik untuk tujuan eksplorasi (mencari dan mengembangkan innovasi baru) maupun untuk eksploitasi (mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kinerjanya saat ini) “. Untuk memperkuat posisinya dalam pasar yang semakin inklusif dan dinamis memenangkan persaingan jangka pendek dan jangka Panjang.
Kemampuan pelaku usaha melakukan eksplorasi dan ekploitasi secara simultan akan menghasilkan kemampuan beradaptasi dan keselarasan untuk meningkatkan kinerjanya saat ini dan mencapai kesuksesan di masa yang akan datang.
Indikator dari ambidexterity, pertama pelaku usaha memiliki Kemampuan eksperimental, memahami dan menemukan ancaman yang menghalangi untuk bangkit. kedua para pelaku usaha mampu berinovasi mendorong eksplorasi mendapatkan peluang bisnis baru dan eksploitasi mampu mendorong , meningkatkan pelaku usaha dengan kemampuan yang dimiliki. Ketiga para pelaku bisnis senantiasa menjaga Efesiensi dan fleksibiltas, efesiensi ketepatan menjalankan sesuatu menghemat waktu , tenaga dan biaya sedangkan fleksibilitas kebebabasan memilih waktu , dan melakukan aktivitas sesuai yang disepakati. Keempat pelaku bisnis mampu mengelola resiko dengan bijaksana baik keuangan teknologi maupun sumber sumber permodalan , dengan memperaktekan keempat hal ini maka pelaku usaha akan ambidextross , mendorong terwujudnya resilensi usaha yang berkelanjutan.
Faktor kedua dari resiliensi adalah kemampuan pelaku usaha melakukan capability marketing dynamic yaitu kapasitas untuk berinovasi, beradaptasi, tumbuh, dan menciptakan perubahan yang ditujukan kepada konsumen, termasuk kapabilitas inovasi dan komersial akan meningkatkan kinerja Usaha. Kemampuan pelaku usaha untuk sensing, zeising , reconfigurasi.mengatur mengintegrasikan , membangun, mengkonfigurasi ulang kompetensi spesifik perusahaan baik internal maupun dan ekternal akan mewujudkan kompetensi yang berkesuaian dengan lingkungannya
Indicator kapabilitas dinami marketing itu , pertama adalah para pelaku usaha mampu mengefektipkan pembelajaran pasar dan mampu mengidentifikasi peluang pasar. pembelajaran disini terkait dinamika pasar, perilaku konsumen dan kebutuhan pelanggang yang memerlukan pengambilan keputusan strategi, kedua informasi pasar memberikan wawasan yang diperlukan preferensi pelanggang, trend industry, perilaku pesaing. ketiga para pelaku bisnis mengoptimalkan pengetahuan digital dalam pengenalan, desain type dan informasi produk , sehingga transformasi digital tetap menjaga relevansi dan daya saing di pasar. Keempat pelaku usaha membutuhkan aksesbilitas modal sebab. Modal usaha sangat dibutuhkan bagi para pelaku usaha agar bebas melakukan Innovasi dan membesarkan usahanya.
Faktor ketiga, Manegerial agilty, yaitu kempemimpinan yang agile tangkas dari para pelaku bisnis UMKM di Sulawesi barat dengan indicator pertama. Para pelaku bisnis berkemampuan inklusif yaitu kemampuan inklusif terhadap perubahan mampu beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang begitu cepat , kedua memiliki keterampilan wisra usaha yang tangkas fleketabilitas pada kepemimpinan yang memiliki usaha yang tangkas menyesuaiakan dengan cepat dengan perubahan pasar , teknolgi atau lingkungan yang terjadi. ketiga para pelaku usaha mampu melakukan Innovasi mencari solusi terbaik dalam bisnis kepemimpinan adaptif, yang tangkas dalam berwirausaha. Keempat adalah kemampuan manajemen situasi yaitu kemampuan pemimpin melakukan respons yang baik. terhadap berbagai situasi merespon tepat waktu dan efektip terhadap situasi yang muncul di lingkungan bisnis yang berubah ubah, mengutamakan kolaborasi, membangun jaringan.
Ketiga faktor ini berpengaruh terhadap kemampuan pelaku usaha memiliki daya tahan di tengah perubahan yang menggoncang para pelaku usaha, Indikasi dari riselensi pelaku usaha di indikasi sebagai berikut : pertama para pelaku usaha memiliki sikap optimisme dengan memandang segala hal yang baik dalam kondisi apapun , yang kedua persiapan managerial para pelaku usaha mampu menata kelola usaha walaupun dalam keadaan sulit. Ketiga pelaku usaha mampu mengadaptasi pengetahuan dan menyesuaikan diri di lingkungan bisnis yang mudah berubah keempat pelaku bisnis itu harus memilki mitra usaha , dengan dukungan modal dan teknologi. kelima pelaku usaha meyakini bahwa Kondisi terpuruk menjadi pembelajaran dalam berusaha dengan menggunakan kearifan lokal. Sebagai sumber kekuatan untuk bertahan karena identitas budaya seringkali memilki differensisasi dan keunikan yang berbeda dan menjadi penanda identatas usaha mereka
Bahwa dengan kemampuan bertahan di lingkungan perubahan yang menggoncangkan usaha UMKM di Sulawesi Barat maka resilensi bisnis dapat dicapai sehingga dengan sendirinya keberlanjutan usaha dapat terwujud konsisitensi dan kondisi sebuah usaha yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan strategi untuk menjaga kelangsungan usaha agar terus beroperasi dalam jangka panjang yang ditandai dengan adanya Pertumbuhan penjualan, Pertumbuhan market share , Pencapaian break event, Hubungan regenerasi dan loyalitas pelanggang seperti yang ditemukan temuan penelitian.


