Wapres “Dengan Imarah, Generasi Unggul Terwujud”

0

Mamuju – “Dengan Imarah, Generasi Unggul Terwujud” kalimat ini disampaikan oleh Wapres saat memberi arahan pada waktu Jumat (24/2/2023) bertempat di Masjid Baitul Anwar. Stunting hambatan dan ancaman yang signifikan untuk memperoleh atau menghasilkan generasi yang unggul di masa depan. Kegagalan mempersiapkan generasi unggul ini berpengaruh pada  kemampuan generasi kita menguasai ilmu dan teknologi padahal  kemampuan ini menjadi prasyarat mutlak untuk menata kehidupan yang lebih baik saat ini dan saat yang akan datang.

Wapres menerangkan  bahwa : “Manusia diciptakan oleh Allah Swt Tuhan yang Maha Esa sebagai khalifahtullah Fiil Ardhi”.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.” (QS. Al Baqarah: 30).

Sebagai Khalifah, maka Allah Swt menyiapkan sumber daya alam, tanah daratan, laut serta berbagai bahan makanan ada di bumi sebagai kasih sayang Allah Swt.

Surat Al-Baqarah Ayat 29

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Arab-Latin: Huwallażī khalaqa lakum mā fil-arḍi jamī’an ṡummastawā ilas-samā`i fa sawwāhunna sab’a samāwāt, wa huwa bikulli syai`in ‘alīm

Artinya: Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Surat Al-Mulk Ayat 15

هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ ذَلُولًا فَٱمْشُوا۟ فِى مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا۟ مِن رِّزْقِهِۦ ۖ وَإِلَيْهِ ٱلنُّشُورُ

Huwallażī ja’ala lakumul-arḍa żalụlan famsyụ fī manākibihā wa kulụ mir rizqih, wa ilaihin-nusyụr

Artinya: Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya n makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

Indonesia dianugerahi Tuhan yang Maha Kuasa berupa lahan yang subur dan melimpah. Pada tanah dan bukit itu banyak diperoleh berbagai produksi makanan untuk kebutuhan manusia, selain  itu pada lahan di temukan berbagai hasil tambang yang juga dipergunakan  untuk melengkapi kebutuhan kita. Yang perlu mendapatkan perhatian adalah pengelolaan yang baik, dikelola secara optimal (Imarah) agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh umat manusia

وَاِلٰى ثَمُوۡدَ اَخَاهُمۡ صٰلِحًا‌ۘ قَالَ يٰقَوۡمِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ مَا لَـكُمۡ مِّنۡ اِلٰهٍ غَيۡرُهٗ‌ ؕ هُوَ اَنۡشَاَكُمۡ مِّنَ الۡاَرۡضِ وَاسۡتَعۡمَرَكُمۡ فِيۡهَا فَاسۡتَغۡفِرُوۡهُ ثُمَّ تُوۡبُوۡۤا اِلَيۡهِ‌ ؕ اِنَّ رَبِّىۡ قَرِيۡبٌ مُّجِيۡبٌ

Wa ilaa Samuuda akhaahum Saalihaa; qoola yaa qawmi’ budul laaha maa lakum min ilaahim ghairuhuu Huwa ansha akum minal ardi wasta’ marakum fiihaa fastaghfiruuhu summa tuubuuu ilaih; inna Rabbii Qariibum Mujiib

61. dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Shalih. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).”

Kunci imarah atau pengelolaan yang baik terletak pada keunggulan sumber daya manusia yang dimiliki, berkompeten, berkualitas, dan punya daya saing, sebab dari padanya akan terwujud karya-karya yang optimal sehingga sumber daya yang tersedia terkelola dengan prinsip memakmurkan.

Masalah Stunting menjadi hambatan dan ancaman yang signifikan untuk memperoleh atau menghasilkan generasi yang unggul di masa depan. Kegagalan mempersiapkan generasi unggul ini akan berpengaruh pada  kemampuan generasi kita menguasai ilmu dan teknologi padahal  kemampuan ini menjadi prasyarat mutlak untuk menata kehidupan yang lebih baik saat ini dan pada masa yang akan datang

Stunting berpengaruh dan menganggu pertumbuhan fisik, juga menganggu perkembangan kemampuan mental sehingga bagi orang yang terkena stunting, fisiknya bertumbuh kurang optimal dan mentalnya berkembang melambat.

Ketidakmampuan menurunkan stunting berarti kita seolah membiarkan   generasi gagal mengelola sumber daya alam yang disiapkan oleh Allah SWT, sebab SDM pengelola akan sangat sulit mengelola sumber daya secara maksimal akibat dari stunting yang menderanya.

Untuk melakukan pengelolaan sumber daya (Imarah) yang baik diturunkan juga aturan sebagai pedomannya yaitu:

  1. Sunnatullah yaitu aturan kehidupan atau Nidzam hukum-hukum alam yang teratur yang tidak boleh dilanggar oleh manusia
  2. Aturan Syariah, aturan syariah bertujuan kemashalatan. Kalau tidak ditegakkan akan membawa kemudharatan atau kerusakan. Syariah landasannya hikmah dan kemashalahatan.
  3. Syariah merupakan kebaikan yang mengatur di antara hambanya
  4. Rahmat adalah naungan Allah di Buminya sedangkan hikmah itu  berhubungan dengan kehidupan akal, keadilan, keilmuan, pemikiran dan kebaikan sebagai hubungan saling menyempurnakan yang tidak dapat terpenuhi kecuali atas dasar kebijaksanaan.
  5. Kerusakan di darat dan di laut karena  ulah manusia. Manusia gagal menjaga planet sehingga iklim tdk terawat, terjadilah terjangan  ombak di sepanjang pantai

Sejalan dengan pengarahan Wapres dalam khutbahnya K.H., Samsumarlin   mengingatkan bahwa perintah agama melarang untuk meninggalkan generasi yang lemah dan memerintahkan kita untuk meninggalkan generasi yang kuat. Mengutip surah Annisa ayat 9

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَ.رَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (Q.s. An-Nisa’: 9)

Dalam khutbahnya, Ustad Samsumarlin, menegaskan bahwa hindari  meninggalkan 4 hal kepada generasi kita pada masa yang akan datang yaitu :

  1. Lemah Akidah


وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”
(Q.s. Luqman: 13).

2. Lemah Ibadah


فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

“Kemudian, datanglah setelah mereka (generasi) pengganti yang mengabaikan salat dan mengikuti hawa nafsu. Mereka kelak akan tersesat.” (Q.s. Maryam: 59)

Lemah  Ilmu , nasihat Imam Syafii  siapa yang menghendaki  dunia   berilmulah, siapa yang menghendaki  akhirat berilmulah

3. Lemah  Ilmu

Pesan Imam Syafii

     مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

“Barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka hendaknya dengan ilmu

4. Lemah Ekonomi

Rasulullah SAW, melarang ummatnya untuk meninggalkan generasi dalam keadaan lemah ekonomi, prinsipnya lebih baik meninggalkan generasi dalam keadaan berkecukupan daripada meninggalkan dalam keadaan miskin sehingga tidak menjadi beban orang lain.

Sejalan dengan itu, kepala BPSDM Farid Wajdi menanggapi bahwa istilah Imarah berasal dari bahasa Arab yang artinya tata kelola yang baik dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia, sehingga dapat bermanfaat bagi manusia. Tata kelola akan maksimal apabila sumber daya pengelola (Amir) memiliki kompetensi yang baik, imbuhnya. (HFW)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *